Kamis, 03 Mei 2012

Ketika SEMANGATmu mulai pudar...

Notes ini aku dedikasikan kepada teman-teman aku yang sedang merantau, yang sedang mengumpulkan semangat yang tercecer, yang sedang berjuang untuk menuntaskan kewajiban dan yang sedang semangat-semangatnya untuk melanjutkan hidup.

Aku, disini, yang jauh dari orangtua, jauh dari 'zona aman'ku sedang merasakan frustasi dan semangat yang turun. Aku merasa lelah untuk menjalani hidup ini. Ya... aku lelah.! Rasanya aku ingin meminta kepada penguasa bum untuk menghentikan hidupku. Aku benar-benar merasa lelah dan tertekan.

Menangis....
hanya itu yang aku bisa lakukan....

Lalu, aku berfikir... bahwa hidup tidak akan melunak kepadaku jika aku menjadi rapuh dan lemah seperti ini.

Ada seorang teman, yang dengan senang hati bercerita tentang kisahnya. Bagaimana ia menjalani hidup. Dari satu tempat ke tempat lainnya. Bagaimana ia dipindah dari satu pulau ke pulau lainnya. Ia jauh dari siapapun tapi ia begitu semangat.

Ia memberikan semangatnya melalui aksaranya yang halus dan senyuman yang hangat.

Aku ingin sekali memiliki semangat seperti ia. Yang mengantarkan ia menjadi sosok pria dewasa dengan pemikiran yang benar-benar dewasa. Awalnya aku salah menilai ia, tapi menurutku ia benar-benar menjadi pria yang matang. Seandainya tidak ada halangan, aku pasti tidak akan menolak pinangannya.

Ia bercerita bahwa ia memiliki cita-cita untuk bekerja di tambang. See, tambang adala pekerjaan yang menjanjikan. Ia memiliki cita-cita itu sejak ia masih duduk di SMA. Setelah ia lulus SMA ia pun memilih kuliah dijurusan teknik sesuai dengan cita-citanya. Setelah ia lulus kuliah ia melanjutkan kerja. Kerjanya pun tidak langsung instan menjadi pegawai tambang. Namun ia melewati proses yang lumayan panjang. Dari awal dia kerja menjadi customer service di sebuah perusahaan taksi, lalu pindah kepabrik dari satu pabrik ke pabrik lainnya, pindah lagi di kontraktor, pindah lagi ke proyek-proyek lainnya hingga sekarang ia mampu mendapatkan cita-citanya menjadi pegawai tambang.

Itu bukanlah proses yang mudah. Sungguh.... aku merasakannya....

Saat ini, aku menyadari apa yang aku hadapi adalah sebuah proses yang panjang. Yang jika aku memang bersungguh-sungguh dan percaya kepada Tuhan-ku insyaallah akan menjadi hasil yang baik.

Aku memiliki sebuah cita-cita, namun aku sadar sepenuh hati bahwa aku tak akan mencapai cita-cita ku TANPA melalui proses yang panjang (dan kadang menyakitkan).

Aku tidak ingin tunduk kepada dunia, namun aku ingin menghadapi dunia dengan dada yang busung dan kepala yang tegak.

Terimakasih kepada dia yang telah mengingatkanku tentang proses dan mengingatkanku untuk tetap kuat menghadapi dunia.

Bismillah....,


Ingatlah kawan tentang cerita ini, ketika semangatmu mulai pudar....



-tyz-