Selasa, 31 Maret 2015

Self Defense Mechanism pada Tokoh Cha Do Yun "Kill Me, Heal Me"

Self Defense Mechanism
Pertahanan Diri Sendiri

Selesai sudah nonton drama korea Kill Me, Heal Me. Untuk merefresh otak yang spanneng terus menerus, akhirnya memilih untuk nonton drama korea tersebut. Selama drama berlangsung, otak seakan ikut merekam segala adegan yang ada, dan menyimpulkan bahwa drama ini bercerita tentang self defense mechanism.

Well, sang tokoh utama yang diperankan oleh actor Ji Sung patut aku acungi jempol. Bagiku, sangat sulit memerankan beberapa peran dalam satu film drama, but he did a good job. Ji Sung yang berperan sebagai chaebol Cha Dho Yun memiliki masa lalu yang cukup menyakitkan. Bernaung pada sebuah rasa takut akan hukuman yang diberikan oleh ayahnya, tanpa ia sadari ia membentuk sebuah karakter baru bernama Shin Se Gi. Sebuah bukti dari mekanisme pertahanan diri Cha Dho Yun, yang merupakan proses mental atau penolakan dari rasa sakit, kenangan buruk yang membuat ego nya berkembang tercipta karakter Shin Se Gi. Shin Se Gi menguasai semua emosi marah dan rasa takut dari Cha Dho Yun.

Pertahanan diri yang lahir tanpa ia sadari membuat Cha Dho Yun kelabakan dengan karakter barunya ini. Perbedaan dari karakter Shin Se Gi dan Cha Dho Yun adalah Shin Se Gi mampu mengingat semua rasa sakit yang pernah ia rasakan, termasuk segala kenangan buruk. Namun, Cha Dho Yun tidak mampu mengingat masa lalunya yang menyakitkan tersebut. Ia hidup dalam kehidupan normal biasa tanpa masa lalu yang menyakitkan.

Tidak cukup sampai disitu pula. Karakter Shin Se Gi dan Cha Do Yun masing-masing merasa memiliki waktu dan tubuhnya tersebut. Perang batin dalam diri Cha Do Yun membuat Shin Se Gi menguat dan melemahkan Cha Do Yun. Tanpa disadari pula, ada sisi lain dalam hati Cha Do Yun tentang kenangan kasih sayang dari ayahnya yang berujung dengan kepribadian baru bernama Perry Park.

Perry Park lahir dari sebuah kenangan yang menyenangkan antara Cha Do yun dan Ayahnya. Keinginan sang ayah untuk hidup bebas dan berlayar dengan kapal layar milik pribadi, dan janji seorang anak untuk memenuhi keinginan ayahnya tersebut memunculkan karakter Perry Park. Rasa bersalah seorang anak kepada ayahnya. Kemunculan Perry Park ini tidak cukup membahayakan seperti karakter Shin Se Gi. Pery Park lebih mengarah untuk terus berlayar, bersenang-senang, dan uniknya ia gemar menciptakan sebuah bom dari rice cooker. Mungkin, karena penciptaan karakter Perry Park berdasarkan kebebasan yang ia impikan. Berangkat dari hal tersebut, Perry Park menjalani hidup dengan menyenangkan dan berpesta pora.

Kepribadian lainnya muncul sebagai saudara kembar. Ahn Yo Na dan Ahn Yo Sub. Mereka lahir karena ketika Cha Do Yun berusia 17 tahun, ia sangat pintar dan memiliki IQ lebih dari rata-rata. Ia menyuka seni dan sensasi. Ia ingin bunuh diri karena ia merasakan bahwa pemilik tubuh utama yaitu Cha Do Yun mengalami depresi yang kuat. Sebagai orang yang hidup ditubuh orang lain, ia ingin membebaskan rasa depresi tersebut dengan bunuh diri.

Ahn Yo Na, adalah karakter wanita kembaran dari Ahn Yo Sub. Ahn Yo Na tidak menyukai belajar, ia lebih suka berdandan dan mengejar laki-laki. Dalam drama ini, Oh Ri On sebagai korban dari Ahn Yo Na. Dua karakter ini juga tidak cukup membahayakan, namun cukup menghancurkan image sang chaebol Cha Do Yun jika muncul di tempat yang salah.

Berbagai macam bentuk pertahanan diri dari Cha Do Yun, yang terjadi adalah sebuah represi. Represi merupakan hal yang sering terjadi. Berangkat dari sebuah penolakan terhadap kenangan buruk yang selanjutkan dialihkan pada hal-hal yang menyenangkan. Biasanya hal ini dapat dibantu dengan pengaruh obat penenang. Namun, satu waktu dapat menimbulkan kepribadian ganda. Dimana self defense mechanism ada pada tingkatan neurotik. Lebih tinggi dari keadaan normal.
Kepribadian ganda yang biasa disebut dengan alter ego merupakan suatu keadaan dimana kepribadian seorang individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain dan biasanya tanpa disadari. Jika ditilik dari kasus seorang Cha Do Yun tersebut, gangguan tidak disebabkan dari alkohol atau obat-obatan seperti narkoba dan sejenisnya. Kejadian ini lebih dikarenakan penolakan dari rasa sakit. Kepribadian secara berulang mengambil alih perilaku pada kondisi-kondisi tertentu.

Lalu, apakah penderita kepribadian ganda tersebut dapat sembuh?

Bisa.

Dalam drama, karakter Cha Do Yun dapat sembuh dan lepas dari karakter-karakter lainnya. Yang menjadi kunci untuk menyembuhkan yaitu dengan mensinkronkan kenangan atau ingatan yang sengaja dipisahkan. Dengan kata lain, pemilik utama tubuh tersebut harus siap menghadapi rasa sakit yang ia tutupi dan hindari. Ia harus mampu untuk merasakan sakitnya lagi agar karakter yang hidup dari rasa sakitnya mampu menyatu pada tubuh utama.

Hal tersebut tidaklah mudah. Akan banyak pertentangan yang datang silih berganti. Sebagaimana otak yang dipaksa untuk mengingat sesuatu hal yang menyakitkan, akan semakin stres dan tertekan. Namun, tidak ada jalan lain selain berdamai dengan rasa sakit tersebut untuk mengenyahkan karakter yang lain.

Model penyembuhan tersebut digunakan oleh Cha Do Yun. Dibantu oleh seorang psikiatri Oh Ri Jin ia mampu berdamai dengan masa lalu. Bahkan peran Oh Ri Jin sendiri pada drama ini, adalah sebuah korban dari masa lalu yang tidak menyenangkan. Cha Do Yun dan Oh Ri Jin memiliki masa lalu yang sama dan saling berhubungan.

Dari drama ini, aku belajar tentang self defense mechanism. Disisi lain, ini sangat menakutkan. Membayangkan memiliki karakter ganda pada diri sendiri. Apa yang dilakukan oleh kepribadian satunya tidak diketahui oleh kepribadian lainnya. Untungnya, sejauh ini rasa stress yang hadir pada hidupku, tidak aku tolak mentah-mentah. Terkadang, aku sengaja menjadi masokis yang justru menimati sakit dan stress itu walaupun dengan menangis.

Mengetahui drama ini dan berlajut dengan membaca artikel-artikel yang bersangkutan disaat otak pada posisi yang stress, cukup membantu untuk meredakan kekawatiran dan tekanan. Karena ketidak inginanku memunculkan kepribadian baru dalam tubuhku.

Cheer up, Gals! Jangan hindari rasa sakit yang datang. Be a gentle! ^^





-tyz-

Senin, 30 Maret 2015

Cerita Kita

Aku fikir kita tengah tersesat. Tanpa peta yang jelas. Tentang tujuan akhir yang kita cari bersama.

Aku fikir, kita tengah terpedaya. Alunan waktu yang menggugurkan keraguan dan luka, berganti binar yang tak terelakan.

Mungkin kita lengah tentang masa yang tak bisa kita kuasai bersama. Mencumbu malam dengan gairah khas anak muda.

Sekali lagi...

Mungkin kita lengah pada waktu yang kita kira milik kita.

Lalu...

Waktu tidak pernah ingin berhenti, seperti seberapa keras kita menghentikan kereta kencana untuk waktu yang lama, ia tetap harus berjalan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Layaknya jarum jam yang tak bisa berhenti. Berputar dan berpindah dari satu angka ke angka yang lain.

Seperti itu kisah kita.

Tak pernah berhenti disitu.

Waktu membawamu semakin jauh... jauh hingga aku lelah, berbasa basi dengan waktu demi menanti kepastian yang tak pernah pasti. Waktu pula yang menghadirkan ia sebagai labuhan mu, dan meyakinkanmu untuk berhenti disana.

Apa yang dapat ku perbuat?

Pada tempat dimana aku menanti, mengemasi setiap kenangan yang tersisa. Mendapati bahwa apa yang mereka katakan menjadi suatu pembenaran yang tak terpatahkan.

Sejak awal, seharusnya aku meninggalkanmu. Tanpa spasi keraguan sedikitpun.
Seharusnya....

Maka, pendar yang telah redup dengan berbagai koper berisi mimpi dan cita-cita, aku melepasmu. Melepas segala pengertian dan kesabaran yang kau tawarkan dengan secawan senyum.

Lalu,


Pada sobekan tiket di peron, dan pada sapaan ramah petugas berseragam, aku katakan padanya, diujung salah satu sudut tempat ini aku meninggalkan satu tas berisi perasaan yang tak ingin aku miliki lagi. Ditemani dengan snack kenangan yang ingin aku tanggalkan. Biarkan saja disana, hingga membusuk dan mati. Aku tak ingin menjumputnya lagi.

Dan pada lonceng berikutnya, satu persatu anak tangga kujajaki menuju sebuah gerbong yang akan memberikan cerita baru untukku.


-ty'z-
Senin, 10 Nov 2014 05.17
Dalam ruang tunggu Stasiun Gambir