Sabtu, 02 Januari 2016

Runaway

Lets runaway, for the day~~~

There is something stuck in my mind. About You.

Well, Allah sedang berbincang kepadaku sepertinya. Kemarin, ketika aku bangun tidur pada siang hari, hatiku tiba-tiba diliputi risau tak berkesudahan. Teringat laki-laki itu, laki-laki ini dan tesis. Rasanya sesak dan berdesakan ingin keluar melalui air mata. Tiba-tiba aku memiliki fikiran bahwa apa yang aku lakukan selama ini menjadi kacau dan runyam. Semua seperti berbalik menyerangku dan seolah-olah menyalahkan aku.

Tentang laki-laki ini. Laki-laki yang kutinggalkan demi laki-laki itu yang baru aku temui beberapa kali. Namun, berujung pula dengan jalur finish yang kami pilih dengan berat hati. Laki-laki itu pergi. Sakit? hanya sedikit. Namun, hal yang membuatku lebih sakit adalah perginya laki-laki itu dan aku belom bisa sepenuhnya move on dari laki-laki ini. HIngga saat ini.

Aku seperti wanita yang tak memiliki pendirian. Aku datang pada laki-laki ini. Menangis.

Aku lelah dengan semuanya. Sungguh. Hati yang terontang-anting kesana kemari. Aku ingin sudahi dan pergi dari semuanya. AKu ingin hanya 1 fokusku. Tesis yang harus segera selesai. Lalu melangkah untuk masa depan meninggalkan semuanya.

Bahwasanya, aku terlalu lemah yang bersandiwara seolah-olah aku kuat menantang badai. Padahal, angin bertiup sebentar pun aku bisa tumbang. Aku sembunyikan semuanya. Semua luka, tangis, sakit dari orang-orang disekitarku. Aku mencoba ragpopo.

Kawanku, sahabat kentalku mengatakan, 'Allah sedang mengujimu. Seberapa besar keimananmu terhadapNya. Seberapa lebar hatimu menerima rahmatNya yang luas.'. Lalu aku kembali berfikir. Bukankah aku yang memohon kepadaNya agar dijauhkan apa yang memang tidak baik untukku. Lalu, Allah menjauhkan laki-laki ini dan laki-laki itu. Ini sebuah jawaban dari permohonanku, mungkin. Sekarang, bagaimana caranya agar aku bisa fokus hanya pada tesisku. Aku tidak ingin memasukkan mereka dalam fikiran-fikiranku lagi. Aku ingin fokus pada masa depanku. Yang jelas itu adalah melewati tesis.

Huft....

Allah, bantu aku untuk fokus kepada tesis saja. Hal-hal selain tesis lebih baik pergi jauh. Kosongkan fikiranku dari hal-hal yang enggak penting dan sekiranya dapat mengganggu ketenangan batin dan ketentraman hati. Isi fikiranku tentang tesis, tesis dan tesis. Teguhkan hatiku untuk tesis, tesis dan tesis. Luluhkan dosen hamba ya Allah biar tesis nya lancar. Ammiiinnn....

Sekian.

Jumat, 01 Januari 2016

Pijar Semalam

Ini seperti mimpi.

Terus kubasuh wajahku dengan air dingin tanpa henti.
"Aku bermimpi." Ujarku terus menerus layaknya mantra.
Aku bermimpi namun aku tak ingin terbangun lagi.

Ketika jemari ini saling bertaut, lalu beradu mata pada satu tatapan yang teduh
Aku menyadari, ini bukan mimpi. Semburat merah mewarnai pipi ini.
Tidak menghiraukan seberapa banyak aksara yang keluar,
hingga lupa bagaimana oksigen bermain dalam tubuh yang segar.

"Aku menginginkannya."

Lalu, kita terlena pada satu waktu.
Dimana kita percaya itu milik kita. Dan hanya tentang kita.
Lengah pada gerbang-gerbang yang menjadi pijakan kita.

Kita inginkan waktu berlalu begitu cepat. Karena gelora yang mulai pekat.
Beradu pada denting-denting sepertiga malam terakhir. Tanpa jeda. Tanpa lelah.

Lalu, waktu seolah-olah luluh pada aksara yang terus berkutat pada ketulusan.
Sementara ia tengah menyiapkan sebuah pesta tak terduga untuk kita.

Seperti pendar yang berpijar.
Kembang api yang turut memberikan keindahan.

Terbalik. Berbalik.

Mungkin, seperti itulah kamu.

Bukan.

Seperti itulah kita.

Melesat jauh ke awang-awang.
Berpendar.
Berpijar.
Namun sesaat.

Lalu, redup.
dan jatuh.

Pada sisa-sisa aroma kertas terbakar,
Pada awang-awang yang menerima keindahan,
Lalu, pada tanah yang menerima sisa...

Kita. Usai.

Lalu, kembali menjadi mimpi yang indah semalam.


-tyz-
010116
In My Room