Jumat, 02 September 2016

Declaration Of Maxxio Chapter Semarang

21 Agustus 2016 di Taman Budaya Raden Saleh menjadi hari yang bearti untuk teman-teman MAXXIO (GranMax Luxio Club) Semarang karena pada hari itu Semarang telah mendeklarasikan diri menjadi sebuah Chapter Ke-8 se Indonesia dan Chapter ke-3 se Jawa Tengah.

Tentu saja acara Deklarasi ini tidaklah mudah. Koordinasi demi koordinasi telah dilakukan oleh teman-teman semua. Tak sedikit gesekan yang terjadi diantara kami. Ada kalanya kami merasa buntu dan stuck oleh ego masing-masing. Tak heran karena begitulah yang namanya sebuah komunitas. Tapi dari segala gesekan itulah kami dapat saling mengerti satu sama lain. Kami dapat saling percaya bagaimana kami bertanggung jawab pada sebuah kepercayaan.

Deklarasi Maxxio Chapter Semarang sangat dinanti oleh banyak member. Deklarasi yang termasuk dalam salah satu acara nasional ini adalah ajang untuk bertemu dengan member-member dari berbagai kota dan daerah. Maka dari itu tak heran jika banyak member yang menanti acara-acara seperti ini agar dapat berjumpa dan bertukar sapa. Bahkan satu hari sebelum hari H sudah ada beberapa member yang telah hadir dengan kendaraan pribadinya. Member dari Patriot Bekasi, member dari Jakarta dan lainnya.

Pada hari H nya, 160 KR milik member dari berbagai kota memadati tempat parkir di Taman Budaya Raden Saleh. Gravick Jepara yang sudah stand by dari pukul 3 pagi dengan puluhan GranMax Pick Up full modive telah memenuhi separuh dari tempat parkir. Tidak selang berapa lama, kemudian dari Jakarta Raya, Karawang, Tangerang menyusul dan langsung menempatkan diri. Bandung menyusul yang diwakilkan oleh om Friyana. Beberapa saat kemudian rombongan dari Pati-Rembang-Blora dengan sirine yang meraung-raung pun hadir dan langsung menempatkan diri. Setelah itu satu per satu member dari luar kota Kudus, Cirebon, Surabaya, Malang, rombongan Jatim, dan terakhir rombongan dari Jogja Solo Kedu dan Banyumas (Joglokemas)datang bersamaan. Dalam sekejap tempat parkir telah menjadi ajang salam-salaman, bertegur sapa, berbincang dan berkenalan yang riuh dan ramai. Kami merasa inilah persatuan. Mungkin kita tak saling kenal, tak saling tau nama, tak saling berjabat tangan tapi kami bersama dalam lingkup yang kami minati bersama.

Keseluruhan acara berjalan dengan lancar. Walaupun sedikit agak molor dari yang dijadwalkan, over all its okay. Sambutan demi sambutan berjalan sesuai dengan run down acara. Sesungguhnya, panitia Semarang telah menyiapkan beberapa kejutan. Diantaranya adalah ketua Chapter Semarang yang selama ini belum terlihat siapa calonnya lalu jatuh pada satu-satunya member cewek di Semarang. Tidak lain adalah saya sendiri. Itu adalah kejutan pertama. Selanjutnya adalah tentang kontes yang diadakan secara diam-diam. Karena panitia ingin memberikan kejutan sebagai hiburan, bukan sekedar kontes yang beradu untuk menang. Walaupun tetap saja ternyata ada yang kecewa dengan keputusan juri tentang siapa yang menggondol penghargaan-penghargaan tersebut. :D

After all, in my post I just wanna say thank you for all member Semarang, all member who come in this event, all sponsor from Astra Daihatsu, Adira, BPR, Sridiva, and other. Alhamdulillah dan terimakasih acara berjalan lancarrr... banyak momen-momen yang indah yang telah terukir. Semoga kerja sama dari pihak sponsor dapat berlanjut dan semoga persaudaraan antar member, antar klub dapat terjalin dengan baik.

unidentification we are

I loved to make you shy.
Your cheekbones are making me overwhelmed.
Remember me when you pass this way.
Remember me when you listen this song.
I just try to make you know, Im here even thought u'll forget me (one day).

Word by word that you sent to me
makes me wanna jump over there
and give you a bunch of bomb.

When you leave the word behind me
without a single ring,
I see the empty wall.

Fluttering to start first
and now cant ended easily.

Arguing
but we embrace the same thing.
The joy we cant see,
the thing we cant touch.

This night.

Like the maze,
im following the star
and getting lost in every line that you throw to me.
You built your self
but you found me in the mirror.

Am I nothin' to you?


-tyz-
Inspirated by 5743e57 - uptown girl

Sabtu, 11 Juni 2016

Belajar darimu...

"Can you feel if someone throw you away without say goodbye first or give you a notification?"

Dari hal-hal seperti itu, gue belajar bangkit. Bangkit dan bangkit lagi.

Sejatinya, umat manusia itu diciptakan saling melengkapi, bukan menyakiti apalagi membuang dan menyia-nyiakan diri.



Nah, saat ini ketika aku berdoa padaNya lalu ada seseorang yang hadir dengan segala kesederhanaannya, aku menundukan kepala. Aku takut. Lantas kami saling mendekat. Tak ada kata yang menjurus kearah romantis. Nothing.

Tapi, aku belajar banyaaakkkk. Banyak sekali untuk bersikap dan menyikapi apapun itu.

Terimakasih kepada mereka-mereka yang memberiku pelajaran.

Semoga semuanya bahagia. :)

Sabtu, 02 Januari 2016

Runaway

Lets runaway, for the day~~~

There is something stuck in my mind. About You.

Well, Allah sedang berbincang kepadaku sepertinya. Kemarin, ketika aku bangun tidur pada siang hari, hatiku tiba-tiba diliputi risau tak berkesudahan. Teringat laki-laki itu, laki-laki ini dan tesis. Rasanya sesak dan berdesakan ingin keluar melalui air mata. Tiba-tiba aku memiliki fikiran bahwa apa yang aku lakukan selama ini menjadi kacau dan runyam. Semua seperti berbalik menyerangku dan seolah-olah menyalahkan aku.

Tentang laki-laki ini. Laki-laki yang kutinggalkan demi laki-laki itu yang baru aku temui beberapa kali. Namun, berujung pula dengan jalur finish yang kami pilih dengan berat hati. Laki-laki itu pergi. Sakit? hanya sedikit. Namun, hal yang membuatku lebih sakit adalah perginya laki-laki itu dan aku belom bisa sepenuhnya move on dari laki-laki ini. HIngga saat ini.

Aku seperti wanita yang tak memiliki pendirian. Aku datang pada laki-laki ini. Menangis.

Aku lelah dengan semuanya. Sungguh. Hati yang terontang-anting kesana kemari. Aku ingin sudahi dan pergi dari semuanya. AKu ingin hanya 1 fokusku. Tesis yang harus segera selesai. Lalu melangkah untuk masa depan meninggalkan semuanya.

Bahwasanya, aku terlalu lemah yang bersandiwara seolah-olah aku kuat menantang badai. Padahal, angin bertiup sebentar pun aku bisa tumbang. Aku sembunyikan semuanya. Semua luka, tangis, sakit dari orang-orang disekitarku. Aku mencoba ragpopo.

Kawanku, sahabat kentalku mengatakan, 'Allah sedang mengujimu. Seberapa besar keimananmu terhadapNya. Seberapa lebar hatimu menerima rahmatNya yang luas.'. Lalu aku kembali berfikir. Bukankah aku yang memohon kepadaNya agar dijauhkan apa yang memang tidak baik untukku. Lalu, Allah menjauhkan laki-laki ini dan laki-laki itu. Ini sebuah jawaban dari permohonanku, mungkin. Sekarang, bagaimana caranya agar aku bisa fokus hanya pada tesisku. Aku tidak ingin memasukkan mereka dalam fikiran-fikiranku lagi. Aku ingin fokus pada masa depanku. Yang jelas itu adalah melewati tesis.

Huft....

Allah, bantu aku untuk fokus kepada tesis saja. Hal-hal selain tesis lebih baik pergi jauh. Kosongkan fikiranku dari hal-hal yang enggak penting dan sekiranya dapat mengganggu ketenangan batin dan ketentraman hati. Isi fikiranku tentang tesis, tesis dan tesis. Teguhkan hatiku untuk tesis, tesis dan tesis. Luluhkan dosen hamba ya Allah biar tesis nya lancar. Ammiiinnn....

Sekian.

Jumat, 01 Januari 2016

Pijar Semalam

Ini seperti mimpi.

Terus kubasuh wajahku dengan air dingin tanpa henti.
"Aku bermimpi." Ujarku terus menerus layaknya mantra.
Aku bermimpi namun aku tak ingin terbangun lagi.

Ketika jemari ini saling bertaut, lalu beradu mata pada satu tatapan yang teduh
Aku menyadari, ini bukan mimpi. Semburat merah mewarnai pipi ini.
Tidak menghiraukan seberapa banyak aksara yang keluar,
hingga lupa bagaimana oksigen bermain dalam tubuh yang segar.

"Aku menginginkannya."

Lalu, kita terlena pada satu waktu.
Dimana kita percaya itu milik kita. Dan hanya tentang kita.
Lengah pada gerbang-gerbang yang menjadi pijakan kita.

Kita inginkan waktu berlalu begitu cepat. Karena gelora yang mulai pekat.
Beradu pada denting-denting sepertiga malam terakhir. Tanpa jeda. Tanpa lelah.

Lalu, waktu seolah-olah luluh pada aksara yang terus berkutat pada ketulusan.
Sementara ia tengah menyiapkan sebuah pesta tak terduga untuk kita.

Seperti pendar yang berpijar.
Kembang api yang turut memberikan keindahan.

Terbalik. Berbalik.

Mungkin, seperti itulah kamu.

Bukan.

Seperti itulah kita.

Melesat jauh ke awang-awang.
Berpendar.
Berpijar.
Namun sesaat.

Lalu, redup.
dan jatuh.

Pada sisa-sisa aroma kertas terbakar,
Pada awang-awang yang menerima keindahan,
Lalu, pada tanah yang menerima sisa...

Kita. Usai.

Lalu, kembali menjadi mimpi yang indah semalam.


-tyz-
010116
In My Room