Senin, 20 Februari 2012

Hanya ingin kau tahu....

Jatuh cinta itu indah...
Jangan kau takut jatuh cinta...
Ku ingin kau jatuh cinta lagi,
rasakan semua yang terjadi...


Lagu itu terus berdendang merdu di telingaku melalui headphone. Ya, aku sedang jatuh cinta. Tapi entah apakah ia mengetahuinya bahwa aku telah jatuh kedalam hatinya... Hmmm... tidak tidak... tapi hatiku yang jatuh kepadanya, tanpa dia tau dan dia sadari.

Jatuh cinta membuat orang mudah galau dan mudah senang. Hanya pesan singkat yang mampir dalam handphoneku dari dia namun sanggup membuat hatiku membuncah dan senang. Padahal, pesan singkat itu hanya berisi 'Aku mau ngembalikan tas kemaren'.

Tiba-tiba pintu kamarku dibuka pelan. Aku yang masih menikmati dendangan lagu-lagu di headphone hanya menjulurkan kepala sejenak lalu kembali tenggelam dengan lagu-lagu cinta yang diputer.

"Aya, ngapain kamu?"

Aku melepas headphoneku dengan enggan.

"Engggak lagi ngapa-ngapain kok. Kamu ngapain kesini?" tanyaku setengah jutek ke Ikrar, teman sepermainanku ketika kecil.

"Jutek banget sih, kenapa sih kamu? kok jadi galau gini?" Aku kembali memasang headphoneku dengan cuek dan tenggelam lagi dalam alunan lagu-lagu cinta.

Lucky i'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again


Yap, aku jatuh cinta dengan temanku. Aku tau ini adalah hal bodoh yang pernah aku lakukan. Karena sebelumnya aku juga pernah jatuh cinta. Tepatnya seseorang telah jatuh cinta padaku dan itu adalah sahabatku sendiri, aku benar-benar terpukul dengan kenyataan bahwa sahabatku -tempat aku bercerita- ternyata memiliki perasaan kepadaku dan ia menginginkan aku untuk menjadi pacarnya, dan aku menerimanya.

Namun, hubungan itu tidak berjalan lurus. 2 tahun kemudian aku menerima undangan pernikahan mantan pacarku sekaligus mungkin mantan sahabatku yang akan menikah dengan wanita lain. Sejak itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak jatuh cinta kepada teman dekat atau sahabatku sendiri.

Tapi, cinta memang menyapa siapa saja dan itu termasuk aku. Aku mengenalnya sejak duduk dibangku SMA, dia adalah pacar dari teman sebangkuku. Jadi, otomatis aku tau dan kenal dia. Bahkan, hampir setiap hari aku menjadi 'tempat sampah' teman sebangkuku. Namun, hanya sebatas itu saja. Selanjutnya, aku juga ga pernah ngobrol secara pribadi dengan dia, hingga kelulusan pun keadaan tetap seperti itu. Ia pacar teman sebangkuku dan kita ga punya hubungan apa-apa.

Tuhan memiliki rencana lain, aku dipertemukan kembali oleh dia di bangku kuliah. Kita 1 kelas namun kita juga tidak semakin dekat. Kita hanya saling menyapa jika bertemu namun tidak ada hal yang spesial. Hingga tahun-tahun terakhir di bangku kuliah kita semakin akrab dan dekat. Lalu, aku baru mengetahuinya bahwa dia sudah putus lama dengan teman sebangkuku.

Aku menganggap ini adalah pertemanan yang biasa, mengingat janjiku pada diriku sendiri untuk tidak jatuh cinta pada teman sendri terlebih kepada teman dekat yang selalu ubyang ubyung bareng. Dan, ketika kelulusan datang cinta menyapaku dalam diam. Cinta menyapaku dalam balutan baju kebaya dan toga. Hingga saat ini 1 tahun telah berlalu, namun tetap belum juga cinta ini terungkap. 1 tahun lamanya aku memendam cinta ini, namun ia tetap dengan dunianya sendiri.

"Ya...kamu kenapa sih?" Ikrar lagi-lagi mengganggu lamunanku.

"Hmmm?"

"Cerita donk Ya, biasanya juga cerita..." pinta Ikrar halus. Aku melepad headphoneku dan duduk disampingnya.

"Aku bingung Krar, aku pernah kan cerita sma kamu tentang Ikbal? temenku yang waktu itu pernah aku kenalin ke kamu?"

"Oh iya, Kenapa sama dia? kamu suka sama dia?" pertanyaan Ikrar tepat menusuk hati. Aku hanya diam seribu bahasa. Tanpa jawaban pun aku yakin Ikrar tau bagaimana hatiku bicara.

"Terus gimana Ya?"

"Ga gimana-gimana Krar, ini cuman perasaan sepihak aja."

"Emangnya kamu tau perasaan dia Ya?"

"Enggak, tapi aku yakin kok di hatinya itu ga pernah ada aku.."

"Dapet keyakinan darimana?"

"Karena aku bukan tipe ceweknya Ikrar...tipe ceweknya itu cantik, langsing dan putih. Beda banget sama aku Krar..." jawabku putus asa.

"Hmmm...tau darimana tipe ceweknya kayak gitu?"

"Bukannya kebanyakan cowok itu nyari cewek yang cantik, seksi, langsing dan putih ya Krar? kamu juga kan nyari cewek kayak gitu?" tanyaku telak.

"Enggak gitu juga kali Ya...aku mah nyari cewek yang sholeha, baik hati dan manis."

"Itu kan kamu, bukan dia"

"Hasyaahh...yaudah terus maunya gimana?"

"Mauku?? aku cuman pingin dia tahu gimana perasaanku aja Krar, meskipun dia ga punya perasaan ke aku, cukup dia tau itu udah cukup banget buat aku Krar..." ucapku lirih. Ikrar manggut-manggut mengerti.

***

Rabu, 15 Februari 2012

Cinderela Sehari

"Udah siap Q?" tanya Eza padaku. Aku mengangguk mantap dan segera naik ke sedel motornya.

"Hati-hati ya..." pintaku sambil merangkul tas pinggangnya. Ia menutup kaca helmnya dan segera menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

Aku tersenyum senang duduk dibelakang Eza dan merangkul tas pinggang kesayangannya. Hari ini aku ada janji untuk mengisi acara di salah satu radio swasta di kotaku dan Eza dengan senang hati mau mengantarkan aku. Padahal biasanya ia suka sibuk dengan urusannya sendiri. Yap, aku mulai hari ini mengisi acara tentang dunia tulis karena beberapa waktu lalu buku tentang kumpulan cerpenku telah beredar di beberapa toko buku.

Setelah meliuk-liuk dengan gesitnya -mengingat sepanjang jalan selalu macet karena adanya pembangunan jalan- akhirnya sampai juga di radio tempat aku akan bersiaran. Dengan enggan aku turun dari motornya.

"Mau aku tungguin atau aku tinggal?" tanyanya. Aku semakin kaget dengan sikapnya hari ini. Kenapa hari ini dia baik banget sama aku?

"Enggak usah, nanti kamu boring lagi. Soalnya kan kamu cuman dengerin aku aja," jawabku singkat. Ia hanya tersenyum dan memakirkan motornya. Kami berjalan beriringan menuju tempat siaran.

"Ini yang namanya Q,?" tanya salah satu pegawai radio itu. Ake memperhatikan postur tubuhnya dan model bajunya sepertinya ini si pengarah acara yang dibilang oleh mbak Laila.

"Iya Mas, saya Q. Mas ini mas Eka bukan?" tanyaku meyakinkan.

"Yap, betul sekali. Jadi gini mbak Q, kami ada program tentang dunia sastra dan tulis menulis. Nah, menurut sumber yang bisa kami percaya mbak Q ini suka banget sama dunia sastra dan tulis menulis. Nah mbak Q siap kan untuk membagi kepada kami melalui siaran?" ungkap Eka panjang lebar. Aku mengangguk.

Setelah penjelasan dan arahan singkat dari mas Eka, akhirnya aku mulai siaran juga. Sementara Eza dengan manis duduk di kursi tamu sambil sesekali senyum kearahku. Karena ruang siaran bersebelahan dengan ruang tamu maka aku bisa melihatnya dengan jelas.

***

"Za, makan yok. Laperrr!"

"Mau makan apa?"

"Terserah deh, pokoknya makan. Laper banget tauu..."

"Yaudah, makan mie aja mau?"

"Oke...!"

Aku masih tersenyum-senyum sendiri. Hari ini entah kenapa perasaanku bahagia banget. Mungkin karena ada Eza di sampingku. Aku merasakan Eza hari ini aneh banget. Entah apa yang teradi dengannya sehingga ia berubah menjadi lebih hangat seperti ini.

"Q, nih cokelat buat kamu," ucapnya sambil menyodorkan sebatang cokelat hazelnut. Aku menerimanya dengan kaget. Cokelat hazelnut adalah cokelat kesukaanku. Darimana dia tau ini adalah cokelat kesukaanku.

"Makasih Za, hmmm... besok kamu pergi lagi ya nemenin Ayah?" tanyaku kalem sambil membuka bungkusan cokelat itu.

"Iya, seperti biasalah. 3 hari aku pergi sama ayahmu ke salatiga. Itu udah jadi tugasku kan? menemani ayahmu?"

"Hmmm... iya ya... 3 hari lama juga ya?" ujarku setengah berat.

"Ga lama lah, 3 hari cepet kok. Sabar yaa..." jawabnya pendek sambil mengusap ubun-ubun kepalaku.

"Yaudah pulang yuk," ajaknya. Aku menurut saja. Tiba-tiba saja ia menggandengku dengan cueknya. Aku kaget lagi. Sedikit canggung merasakan genggaman tangannya yang besar dan kekar.

"Eeh, Eza...." aku ga mampu lagi untuk berkata-kata. Eza tau maksudku dan hanya tersenyum.

Sepanjang perjalanan Eza terus menarikku ke pelukannya. Dan jemari kita pun saling bertaut. Ada gemuruh dalam dada yang ingin menolak semua perasaan ini namun ada sejumput kebahagian dari perasaan yang terbalaskan ini. Namun, aku bisa apa? jika ternyata..... Aahhh... sudahlah....

Tepat di depan pintu pagar ia menghentikan motornya. Aku turun dengan canggung. Perasaan ini semakin meliar namun tetap terpendam.

"Q, jaga diri baik-baik yaa..."

"Hmmm?" tanyaku tak mengerti. Sedetik kemudian ia mengecup ubun-ubunku. Pelan dan lembut. Setelah itu ia melepaskan genggaman jemariku dan tersenyum.

"Aku pulang yaa..." aku terpaku. Ia tersenyum dan pergi bersama motornya.

"Mbak Q,? ngapain kamu?" tiba-tiba panggilan dari Osa adik bungsuku mengagetkanku. Aku gelagapan dan segera masuk kerumah.

"Mbak? kamu pacaran ya sama supirnya ayah?" tanya adikku polos. Aku hanya menunduk tanpa memberinya sebuah jawaban. Gemuruh dalam hati benar-benar memaksaku untuk melupakan dia.

-tyz-

Selasa, 14 Februari 2012

NOA

Oh My Gosh...!!

Aku menstater mobil dengan terburu-buru pagi ini. Aku di kejar deadline kerjaan yang mulai menumpuk dan juga pagi ini tepat jam 9 pagi akan ada meeting dengan 'pembesar' untuk pembukaan cabang baru. Ya, menurut rumor aku akan di pindah di cabang baru di luar kota. Sebenernya ini agak berat karena yah, aku sudah bekerja disini hampir 1 tahun dan aku akan di pindah di kantor cabang yang baru. Artinya, aku harus menyesuaikan lagi.

Setelah bermacet ria akhirnya aku sampai di kantor tepat pukul 8.

"Pagi Pak," sapaku pada petugas keamanan kantor. Seperti biasa aku selalu menyapa siapa saja yang sudah hadir dikantor setiap pagi.

"Pagi Neng," jawabnya ramah. Aku melayangkan senyum sambil terus berjalan. Dibelakang aku mendengar ada yang sedang terkikik. Aku menoleh ke sumber suara, mereka langsung menutup mulut dan kembali bekerja. Aneh pikirku. Aku terus berjalan menuju cubicleku.

"Mbak Pila, ituuuu," tiba-tiba Exa memanggilku dari belakang sambil menunjuk. Aku kebingungan dengan arah yang ditunjuk oleh Exa.

"Mbak, resreting belakang belum di tutup." ujarnya pelan. Spontan tanganku meraba rok bagian belakang dan benar saja, aku lupa menutup resreting karena keburu-buru pagi tadi. Oh My God aku menunduk malu dan segera duduk di cubicleku.

"Morning Pila, jangan lupa nanti jam 9 ada rapat ya!" pak Boss lewat di depanku dan mengingatkan aku.

"Baik Pak,"

Jam 9 tepat meeting dimulai. Para 'pembesar' mulai bercuap-cuap tentang pembukaan kantor cabang baru. Aku dengan enggan mendengarkan mereka berdiskusi dan berdebat tentang pembukaan ini.

"Pila, mulai minggu depan siap di pindah kerja di Yogyakarta?" tanya pak Himawan. Salah satu 'pembesar' di perusahaanku.

"Jogja Pak? baik Pak," jawabku cepat. Aku sangat setuju jika memang aku dipindahkan ke Jogja. Karena dia saat ini juga sedang di pindah tugaskan di Jogja. Jadi otomatis itu akan mendekatkan kita.

Setelah berjam-jam meeting akhirnya selesai juga.

Morning Noa, happy valentine and i have a good news for you. Next week i will move on into your city. :)

Setelah aku mengirimkan pesan singkat kepadanya dan tak lupa aku mengucapkan happy valentine -mengingat hari ini adalah hari valentine dan aku tau dia selalu merayakannya bersama keluarga- aku mulai membereskan urusan yang belum selesai di kantor, agar ketika aku mulai pindah di kantor yang baru aku sudah tidak memiliki tanggungan lagi.

Morning too beautiful lady, thanks yaa... I'm glad to hear that. So, see you very soon in my city.

Aku tersenyum membaca balasan sms dari dia. Selalu seperti itu, membalas sms dengan singkat namun cukup membuat aku tersenyum. Aku meletakkan handphoneku dan mulai berselanjar di dunia maya. Seperti biasa, log-in berbagai situs jejaring dan melihat update-an dari temen-temen semua.

Astaga...!!

Aku terbelalak kaget melihat update dari Noa, beberapa menit yang lalu ia mengupload foto ini. Aku memandang foto-foto itu dengan tatapan nanar. Aku segera mengirimkan pesan singkat kepadanya.

Noa, Oh Ya Allah... benarkah ini? kenapa ga ngabarin aku??

Aku refresh lagi berkali-kali berharap bahwa foto itu adalah bohong. Namun, tetap saja foto itu yang nampak. Tanpa sadar air mataku meleleh dengan sendirinya. Sebuah album foto yang baru di upload 15 menit yang lalu yang berjudul 'my precious wedding' terpampang jelas di layar komputerku.

Noa, Oh Ya Allah, benarkah ini... benarkah diantara kita benar-benar sudah usai??

-tyz-

Senin, 13 Februari 2012

Ganti baju.!

Hello guys....
Sekian lama ini blog ga di urusin deh aku ngurusinnya cuman di blog yang lama di http://tyascaby.blogsome.com doank. Hihihiii.. maaf ya blogger :p

So, karena sebentar lagi ada project dari http://proyekmenulis.tumblr.com/ untuk menggunakan tumblr (dan aku belum terbiasa pake tumblr) jadi mulai update lagi deh. Jelas lah update sekalian 'ganti baju'. Yang kemaren udah basi, kalo basi di buang aja. Yang ini jadi 'sedikit' lebih hidup deh :D

Berharap blog ini bisa terus hidup dan menelurkan banyak karya-karya dari aku. Dan mohon doanya yaaa... semoga buku saya segera terbit. Amin ^^