Kamis, 15 Maret 2012

Ini, saatnya....

Aku melangkah dengan ringan melalui beberapa orang yang sedang asik berdiskusi tentang suatu hal. Seperti biasanya, aku melayangkan senyum manisku dan menyapa mereka dengan ramah. Tidak ada yang istimewa hari ini, selain jadwalku mengisi acara di sebuah stasiun radio di kotaku yang kecil ini. Siaran favoritku dan yang paling aku tunggu.

Aku memasuki koridor studio dengan langkah kaki yang tertahan dan pelan karena sedang ada rekaman di studio 4 sedangkan aku akan siaran di studio 2. Aku menyapa Pak Hilman, Bu Tike dan Pak Yoga dengan semangat namun sepertinya mereka tak menyadari kedatanganku. Aku pun melanjutkan berjalan menuju studio 2. Sepi. Ruang tamu yang biasa ramai oleh anak-anak magang sore ini terlihat sepi. Hanya terdengar suara radio. Aku melihat kedalam studio, ada mbak Kiki penyiar paling supel menurutku tengah asik bercuap-cuap sendiri. Aku melambaikan tangan kearahnya, namun mungkin karena konsentrasinya yang penuh ia tidak menyadari aku ada.

Aku melihat jam yang menempel didinding dengan manis. Masih jam setengah 4, bearti masih ada setengah jam lagi menunggu fikirku.

Sambil menunggu, aku memperhatikan mbak Kiki siaran dengan wajah yang terlihat seperti dipaksakan tertawa. Meskipun terdengar renyah seperti biasanya, namun wajahnya benar-benar terlihat berbeda dari biasanya.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Mbak Kiki mengakhiri siarannya dan keluar dari studio. Ia menatapku, aku tersenyum, Ia melangkah terus melewati aku dan mengambil sebuah Aqua gelas dan masuk lagi keruan studio, meninggalkanku. Aku tersenyum dan terus memperhatikan dia. Ia meletakkan Aqua itu di meja seperti biasanya aku menaruh Aqua. Itu Aqua untukku. Aku menyadari itu.

"Baik sahabat kreatif, jumpa lagi dengan Kiki di Bahana Sastra," bukanya sambil memainkan mixernya.

"Hari ini kita mau membahas apa ya?Hmmmm...."

"Sepertinya hari ini cocok banget buat nge-bahas profile dari seorang penulis muda yang bernama Nirmala..."

"Sebelum kita mulai, yang mau kirim puisi boleh kirim ke noor 081325112212." Ucapnya sambil memulai lagu yang berjudul Saat Terakhir dari ST12.

Mbak Kiki melepas earphonenya dan memejamkan mata. Seolah-olah ia sedang menghayati lagu yang ia putar itu. Sedetik kemudian, aku melihat air matanya meleleh dan aku hanya mampu tersenyum.

"Balik lagi barengan Kiki di Bahana Sastra. Ups... ternyata sudah ada beberapa pesan yang masuk nih -- Sore mbak Kiki, kok sendirian aja siarannya, mbak Nirmala kemana?-- " Aku mendengar suaranya tercekat seperti sedang menahan sesuatu.

"Aduh, kemana ya mbak Nirmala yang biasa nemenin aku siaran?" gumamnya.

"Sahabat kreatif, hari ini aku siaran sendirian dan membahas profile dari seorang penulis muda bernama Nirmala. Sahabar kreatif, pagi ini aku mendapat telfon bahwa teman kita yang biasa mendampingi aku saat siaran telah dipanggil Tuhan Yang Maha Esa, mari kita sejenak berdoa memohon kedamaian untuk NIrmala," Kiki mulai sesenggukan. Aku kembali tersenyum, Ini saatku pergi, batinku, surga sudah menanti kedatanganku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar